Sang Penutur
Maka akan dikirimkannya padamu seorang tukang cerita
Dinubuatkan bahwa dari mulutnya, semua pertanyaan
Berubah kodrat jadi jawaban
Ya, tidak ada yang tak bisa kujawab
"Kak? Ini di mana?
Ku hanya mengejar kelinciku,
Kenapa bisa ku sampai di sini?"
Tidak ada berita bahwa akan ada pasar malam hari ini."
Pria dengan pakaian asing ala pesulap abad terdahulu
Langkah kakinya penuh gelora
Mengulurkan tangan dan membungkuk
Dengan mata kuning yang sipit bak kucing liar
"Selamat datang"
"Karnaval kehidupan, katamu?"
"Ya, benar.
Akan kuceritakan padamu
Puisi seluruh negeri
Legenda semus bangsa
Dongeng penjuru dunia."
"Apa putusanmu?"
Niscaya pada suatu waktu di nirwana
Pra dari penciptaan segala ketidakabadian
Ketika sang surya dan sang rembulan masih menjalin kasih
Benang merah tersimpul diantara kelingking mereka
Ya, benang merah takdir.
Di masa penciptaan ketidakabadian
Hanya berpikir akan takdir empat mata
Buana habis terbakar
Seperti rasa amor mendalam mereka
Ya, sia-sia saja manifestasi alam
Tanpa adanya ikram surgawi
Kemarahan batara batara
Pertingkaian seluru nirwarna
Benang merah takdir dinihilkan
Ya, akhir asmara mereka
"Kisah mereka di angkasa
Terbit jadi siang dan malam kak?"
"Ya, mungkin saja
Tapi itu bukanlah akhir
dari kisah abadi mereka."
Keabadian melampaui ketidakabadian
Ditemukan secarik artifak
Dicatatkan bahwa
"Bagi semua orang akulah sang surya,
Tapi rembulan kaulah suryaku"
"Aku masih menantikan
Hari sang surya dan sang rembulan
Dapat dipertemukan kembali.
Ya, itulah akhir dari dunia.
Tapi aku benar-benar merindukannya."
"Kelincimu, ini dia."
Kelinci putih menyembul dari topi sang pesulap
"Aku akan pulang,
Terima kasih atas kisahnya"
"Ya, sama-sama."
Seiring jalan kembali
Diterangi dengan cahaya rembulan
Kutengok leher kelinciku
Sejak kapan ada
Benang merah di lehernya?
Sumber Gambar: Edinburgh News
Komentar
Posting Komentar